ini adalah tulisan perdana saya setelah sekian tahun blog ini saya tinggalkan
Category Archives: cuap-cuap pi2t
Dan impian itu kian kuinginkan… Sakinah bersama …
Akhir Juni
Bismillaahirrohmaanirrohiim,, Sujudku kepadaMu duhai Sang Pencinta, Teladanku ya Rosululloh, Baktiku kepadamu Emak dan Ebak…
Akhir Juni…
Tidak disangka besok sudah memasuki bulan Juli. Bahkan besok di sini tidak sampai 24 Jam lagi. Jam dinding yang setia bertengger di dinding saat ini telah menunjukkan pukul 21:20 waktu layyo. Sungguh tidak sampai 3 jam lagi bulan Juli kan menjelang..
Ada apa di bulan Juli?
Aku sungguh tak tau..
Bahkan untuk menerka apa yang akan terjadi akupun tak tau. Semua rahasiamu Ya Robbi…. Sebenarnya jika boleh berkhayal, aku ingin sekali bisa mengintip sedikiiit saja takdir yang sudah tergores sejak tangis pertama ku di dunia ini. Agar redahlah gemuru di hatiku… Agar tentramlah kecemasan yang kutakuti… Namun khayal tinggal khayal. Semua adalah rahasiaMu. Aku hanya harus bersabar dan baik sangka. Inilah ujiannya. Aku tak disebut beriman apabila belum diberi cobaan sehingga terbitlah kesabaran itu. Duh Robbi,… kuatkanlah setiap langkahku bersama kesabaran itu.
Demi Massa….
Yah itulah sumpah dari Tuhanku. Allah saja bersumpah atas waktu. Waktu terus bergulir tanpa mau menunggu yang galau, ragu apalagi menyia-nyiakannya. Dan kuharap, aku bukan termasuk kedalam golongan yang tersia oleh melalaikan waktu. Dan waktu, kuharap aku tak ragukan janji Tuhanku…
Juli…
Adalah estapet penentu…
Setiap bunga akan mekar pada waktunya, benarkah??
Bismillaahirrohmaanirrohiim…
Alhamdulillah, puja-puji syukurku kepada Allah. Sholawat beribu salam kepadamu ya Rosululloh….
Hari ini tanggal 12 Juni 2013. Aku rasakan tidak ada hal special, namun aku takut berkata demikian. Aku takut itu bentuk futur pada Nikmat yang terlewatkan untuk di syukuri.
Ajari aku cara bersyukur ya Robbi~
Sekecil apapun Nikmat itu, bantu aku mensyukurinya. Agar tak hitam pekat dalam menerima setiap pemberianMu…
Begini, banyak orang bilang semunya akan indah pada waktunya. Seperti kuncup yang kan mekar menjadi bunga yang indah pada waktunya. Pada waktu bunga-bunga di musim semi. Bertahun-tahun aku mempercayai hal ini. Tak salah, sungguh memang tak salah. Namun ada satu hal yang terkubur dalam-dalam. Bahwa ikhtiar bisa melancarkan takdir. Tak selalu harus menunggu musim semi untuk bermekaran, bila memang dengan merawat dan memupuk jauh lebih cepat membuat bunga itu bermekaran. Bunga mekar di musim semi adalah takdirNya, dan memupuknya ada ikhtiar.
Kau yang di sana… semoga engkau sadar, jangan menunggu bunga untuk mekar. Karna segera kumbang merebutnya. Hey kamu yang menunggu bunga untuk mewangi mekar, kenapa tak kuncup yang kau belai. Meski pada akhirnya ‘tangan’ Tuhan-lah yang kan memitik dan memilihkannya untukmu. Tapi setidaknya kamu berikhtiar, agar Tuhan melihat kusungguhanmu untuk memetik bunga kasturi mewangi syurga itu.
Aku-Isra’Mi’raj dan Kenangan 2012
Bismillaahirrohmaanirrohiim…
Alhamdulillah syukurku kepada Allah, Sholawat dan Salam kepada Rosululloh, salam bakti dan cinta kepada keluarga dan Salam rindu kepadamu sayang…
Hem…Saya kecolongan, tau-tau sudah memasuki bulan juni. Biasanya saya selalu sigap dengan awal bulan. Biasanya saya selalu punya topik catatan yang saya buat di awal bulan, baik di publik maupun diprivat. Saya pun bingung mau bikin catatan apa. Saya merasa satu bulan terakhir tidak ada perasaan special yang harus saya ukir dan abadikan dalam sebuah catatan. Bahkan catatan harian diary sayapun kosong. Entah jadi malas mencurahkan rasa. Mungkin rasa itu sudah pergi, mungkin juga rasa itu telah mati -LEBAY- ^__^,
Aku sedikit tersentak ketika melihat iklan sinetron special isra’ Mi’raj. Sejenak sebuah parodi 2012 berputar mengalun lembut dalam memori yang tersimpan dalam sel-sel otakku.
KENANGAN…..
Siapa yang tak punya kenangan. Bagiku, siapa saja yang mempunyai nyawa pasti mempunyai kenangan. Begitupun aku, aku punya kenangan. Aku tak tau kenangan ini menyakitkan untuk dikenang atau justru penuh ibroh yang bisa kapan saja terulang bila aku tak mampu menangkan isyarat langit.
Aku pernah berhajat, perna memohon petunjuk. Dan kumohon petunjuk itu datang bersama Isra’ Mi’rajnya. Dan benarlah, Allah menjawab tanya bersama isyarat dari langit. Dan isyarat itu aku pahami…. Sangat aku pahami.
Duhai Allah…
Aku percaya Engkau gantikan yang hilang..
Engkau tumbuhkan yang patah.
Dan doa ini bukan untuk ku sorang, kemohon Biaskanlah pelangi di upuk sana. Kasihan dia. Telah gersang dan hujanlah yang mampu membasahinya. Hingga pelangi Mejikunihibiniu menghiasi langitnya. Tak mengapa, karna aku bukan pelangi yang ditakdirkan menghias upuk sana. Aku hanya burung pipit kecil yang ditakdirkan bernyanyi riang di atas ranting kecil yang bagiku sangat kokoh. Karna kini kusadari, sederhana itu jauh lebih memikat.
Malam Isra’ Mi’raj 5 Juni 2013
Latihan mewarnai pemandangan pantai
Karya mewarnai dengan teknik gradasi ku yang ‘pertama’
Tiba-tiba saja diutus untuk mengikuti lomba mewarnai tingkat guru TK. Hem….akhirnya belajar kembali teknik mewarnai dengan gradasi. Targetku sih yang terbaik. hehe intinya memberikan yang terbaik sajalah. Bisa dibilang ini karya yang pertama, pasalnya selama ini kalau mewarnai suka ngasal asal jadi saja
untuk seseorang yang berhati lembut~
Bismillaahirrohmaanirrohiim…
Bukan sebuah targetan ataupun khayalan, hanya saja aku merasa aku sanggup mendampingimu. Aku sanggup bersamamu dalam suka dan duka. Aku sanggup bersama dalam gubuk cinta dan sanggup pula dalam istanah kita.
Bukan sebuah khayalan atau janji semata, akan tetapi aku ingin bertekad menjadi Ibu yang baik bagi anak-anakmu kelak. Aku bersedia suka rela mengandungnya 9 bulan, merawatnya hingga tumbuh besar, menyediakan waktu untuk mendidiknya.
Aku mampu dan aku bersedia…
Aku rela….
Dan kelak, jika suatu hari nanti aku lelah bersama mu… kelak aku letih mendidik anak-anak… ingatkan aku akan harapanku dikala aku belum dipertemukan denganmu….
Ingatkan betapa rasaku merindukan hadir kalian….
Ingatkan betapa hatiku kian bermunajah dalam angan untuk bersamamu..
Ingatkan betapa doaku kian merayu untuk mendidik anak-anakmu…
Oh Allah, izinkanlah…
Mungkin hatiku berpenyakit?
Bismillaahirrohmaanirrohiim~
Pulang dari silahturahmi, aku menyempatkan diri untuk sholat ashar di masjid Al-Hijrah yang berlokasi di pusat Timbangan 32. Aku yakin, warga indralaya dan sekitarnya pasti tau masjid itu, isyu-isyunya sih mau dibikin islamic center ~ceille…waktu pertama kali denger aku ketawa ngakak, tak jelas dimana letak lucunya~ -_-
Setelah memarkirkan motor aku bergegas menuju tempat wudhu’ khusus wanita yang terletak disamping kiri masjid. Ketika aku masuk ke area wudhu’ tiba-tiba saja ada seorang akhwat yang sedikit tergesah-gesah, hampir saja kami dorong-dorongan pintu heheh maksudnya aku mau nutup dia mau masuk. Awalnya aku sedikit ‘ekspresion’ banget melihat akhwat itu. Kupikir dia sepupuku. Wajahnya mirip sekali. Malah aku sempat memanggilnya ‘adek’ widih~ tensin~tensiin~teensiiiiin~ #iklan
Singkat cerita aku memutuskan untuk ke kamar kecil dulu, maklumlah yah. Urusan bersuci aku nggak pake kompromi. Dari dulu masalah Thahara menjadi fokus utama dalam hal ibadah. Lah~syarat sah ibadahkan salah satunya ’suci pakaian, dan tempat dari najis”
Nah, loh~
Tiba-tiba pintu diketuk…
”mbak cepat sedikit dong~”
Aku diam. Lah orang lagi dikamar kecil, kalau belum selesai gimana mau keluar. Aku diam. Lagi pula dikamar kecil,kan nggak boleh ngobrol…
Pintu kembali diketuk, kali ini agak keras…
”mbak, tolong lebih cepet, mbak…”
Cerewet amat ni cewek –kali ini aku menyebut akhwat itu ’cewek’ itu artinya emosiku sudah bermain. Aku tetap diam sembari mencuci tangan dan kaki. Kali ini aku sengaja memperlambat heheheh biar tau rasa tu cewek. Cerewet amat sih…!
Dan ketukan ketiga aku masih diam, nah barulah pada ketukan keempat aku tersadar, nggak mungkin tu cewek ngotot banget kalo nggak udah kebelet. Duh fitri….kok baru sadar sekarang sih. Oke aku keluar, dan sepertinya tuh cewek udah ’manyun’
Lebih singkat lagi ceritanya^^ ketika aku selesai sholat, salam kiri kanan, ternyata akhwat itu masih rokaat dua –aku sudah menyebutnya akhwat, itu artinya emosiku sudah stabil ^^-
Sambil mengenakan kaos kaki kanan, aku memperhatikan gerakan sholat akhwat itu, idih~syok khusyu’ amat nih sih akhwat. Gerakannya pelaaan banget. Bayangin aja kecepatan gerakan duduk antara dua sujud menuju sujud itu 1cm/5 sekon. Bayangin, bagiku gerakan sholatnya bukan lambat lagi. Tapi sudah sangat slowmetion~
Oke, kali ini sambil mengenakan kaos kaki kiri aku memperhatika eksresi akhwat itu sholat. Pandangannya tunduk, matanya sedikit terpejam dan keningnya sedikit berkerut. Bibirnya melafazkan pelaaan sekali. Ketika ia takbir aku hampir tak habis pikir, lama amat menurunkan tangannya dari takbir tersebut. Nih cewek lebay amat seh~
Namun, ketika aku membandingkan dengan gerakan sholatku. Kini aku sadar, mungkin itulah yang dimaksud dengan KHUSYUK. Memang tidak semua orang mengetahuinya, karna hanya orang-orang tertentu saja yang bisa khusyuk. Seharusnya aku malu, bukan malah menilai akhwat itu lebay. Mungkin inilah tanda-tanda hati yang berpenyakit. Hati yang kadang membenci sesuatu yang baik dan benar. Kadang kita tak menyukai ’keekstriman’ seseorang karena kita tak mampu setaat dia. Kadang kita menghibah akhwat bercadar dan mencari kesalahannya, karena mungkin hati kita berpenyakit. Karena kita tak mampu bercadar. Kadang kita menyepelekan mereka yang turun kejalan ’kayak nggak ada kerjaan aja’ mungkin karena hati kita berpenyakit. Karena kita tak mampu turun berjuang. Kadang kita mengecap orang sok suci, mungkin karena hati kita berpenyakit. Mungkin kita ini terlalu kotor, hingga melihat orang melakukan kebaikan seperti sok suci. Yah, barang kali hati kita berpenyakit. Berhati-hatilah dengan penyakit hati. Kadang kita tak menyadari, ia telah menggerogoti keikhlasan dan membakar amalan. Astaghfirulloh~tsumma nastaghfirullohal’adzhiim~
Kali ini kutinggalkan akhwat itu masih khusu’ dengan sholatnya. Aku keluar dari masjid dan aku bersyukur telah berjumpa dengan akhwat tersebut. Terimakasih Tuhan atas pelajaran hari ini. I Love you so much ❤
-Rumahku tercinta, 26 feb 2013-
-with PC berpenyakit -virusan-
Lo-Gue-N [Memaafkan kesalahan dan Belajarlah dari Abu Bakar]
Bismillahirrohmaanirrohiim….
Hati, hati siapa yang tak berpenyakit??? Aseli hampir setiap yang namanya manusia yang bernapas, bergerak dan memerlukan makan dan minum pasti pernah mengalami yang namanya penyakit hati. Munafik dagh kalo ada yang mengaku tak perna merasakannya. Namun, ada yang membiarkan sakit hati itu menjadi penyakit hati yang menggegerogoti sampai membakar amalan sholih, dan ada yang memilih untuk meredamnya dan mencari hikmah dalam setiap kejadian yang menyakitkannya hingga berbuah syurga…
Dan, bukan tugas saya menggurui anda untuk memilih option 1 atau 2, saya hanya mengajak untuk merenungi kisah Abu Bakar dan Mistoh.
Hati siapa yang tak panas, Begitupun hati Abu Bakar As-Shidiq bila orang selama ini yang sering kita bantu keperluannya dan kita santuni keluarganya malah berbalik seratus delapan puluh derajat menikam kita. Kali ini bukan menikam dari belakang, nyata dan jelas memfitnah putri beliau Aisyah ra. berbuat serong….
Ditengah simpang siur berita hina tersebut, bukannya Mistoh berbaik sangka dan menjadi gardah terdepan yang melindungi keluarga Nabi di barisan terdepan, ekh si Mistoh ini malah makin gencar menebar fitnah. Bagaimana mungkin Ummul Mukminin Aisyah melakukan perbuatan amoral biadap seperti itu. Semestinya sebagai orang yang sering disantuni, dan berhadapan langsung dengan Akhlaq Abu Bakar sebagai Orang Tua Aisyah, tak seharusnya menyuburkan fitnah tersebut. Walaupun pada saat itu Allah belum menurunkan wahyu akan kebenaran berita itu, sebagai seorang kerabat wajiblah kita berbaiksangka… Dan selalu dahulukan baik sangka diatas prasangka.
Mengejutkan, ketika wahyu Allah turun menjelaskan akan kesucian Aisyah ra, Abu Bakar berjanji tidak akan menyantuni lagi keluarga Mistoh. Tidak salah, sungguh tak salah janji beliau. Mengingat Sungguh keterlaluan fitnah yang disebarkan oleh orang yang selama ini kita santuni. Itu Abu Bakar, jika kita yang mengalaminya, mungkin bukan sekedar janji berhenti menyantuni, namun akan ada hal yang lebih lagi. Kalo baso kami “ngasah mandau dulu, nak keno cincang budak itu” hehehehe
Namun, Allah sangat menyayangi Abu Bakar. Allah tak menginginkan beliau larut dalam kemarahan dan benci sesama. Dan Firman Tuhanku
”Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” –QS: An-Nur::22—
-Referensi cerita dari majalah Ummi edisi Januari-
Eeeaahhh….!!! Jadi ngiri yah hehehe bukan ngiri difitnah, tapi ngiri aja. Sekali salah langsung ditegur. Langsung dapat berbenah. Andai…..upz
Sahabat, Abu Bakar bukanlah Insan biasa, beliau adalah salah satu sahabat yang sangat dekat dengan Rosululloh saw, bahkan tiket syurga-pun sudah dikantongi. Bila beliau sudah sangat marah oleh fitnah yang menimpa putri beliau, tentulah fitnah itu sangat menyakitkan. Sungguh sangat menyakitkan.
Namun, begitulah indahnya islam. Tak ada benci yang dipendam dalam dendam. Tak ada sakit hati yang dibiarkan hingga membuat hati itu jadi penyakit yang menggegerogoti amal sholih. Ternyata kata maaf tak mengenal sedalam apa rasa sakit itu. ia tak mengenal separah apa luka dihati itu. Maka sungguh patutlah disebuah hadist Rosululloh menyandingkan pemberian maaf dengan kemuliaan. Karna tak semua orang bisa memberi maaf.
Okelah, maaf yang dilisankan memang gampang, namun tulus memaafkan dari hati itulah yang utama dan muliah…
Lalu sedalam apa luka dihatimu kawan,
atas janji yang tak tertunai…
atas penghianatan cinta yang kejam…
atas bahu yang tak memberimu untuk bersandar…
atas tangan yang tak menghapus air matamu….
kapankah kata maaf itu kau berikan, sedangkan Tuhanmu telah menegaskan “……dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” –QS: An-Nur::22—
16 Februari 2013, di depan PC virusan
Kala hati tak hati-hati